Kamis, 21 Mei 2020

Khotbah Yohanes 5: 1-9 Mengalami Mujizat Tuhan Dalam Kehidupan. Pdt. Didik Suryanto, M.Th




sumber Gambar

Mengalami Mujizat Tuhan dalam kehidupan
Yohanes 5: 1-9

            Setiap orang memiliki harapan, cita-cita, yang ingin diraih. Namun terkadang untuk mencapai sebuah harapan atau cita-cita, kita terbentur pada situasi atau keadaan yang sulit. Hal ini membuat kita hanya berdiri ditempat kita berada dan tidak dapat berbuat apa-apa. Kita sebenarnya ingin, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa karena situasi atau kondisi yang sulit. (contoh: kita mau menanam padi, tapi untuk menggarap lahan, pengadaan benih perlu dana, karna dana tidak ada, kita tidak bisa berbuat apa-apa, sekolah, kuliah, dll). Sehingga terkadang hari-hari kita, waktu kita berlalu begitu saja karena kita tidak melangkah.
            Hal ini saMa dengan peristiwa yang dicatat oleh Yohanes ini. Seorang yang sakit dan berbaring selama 38 tahun di serambi kolam Betesda, hari demi hari dia lalui selama 38 tahun dengan harapan bahwa besok dia akan menjadi orang pertama yang masuk ke dalam kolam untuk menikmati sebuah mujizat kesembuhan yang di dambakannya, namun 38 tahun sudah berlalu namun kesempatan itu belum dia dapatkan. Kondisi dan keadaannya yang sulit tidak membuat dia dapat berbuat apa-apa, karena dia sakit dan tidak bisa bangun, hanya terbaring.
 Dalam firman Tuhan ini, ada tiga kebenaran yang ingin Tuhan nyatakan :
1.      Tuhan memiliki jalan-Nya sendiri untuk menyatakan mujizat-Nya (1-4,6)
-   Di serambi dekat kolam banyak orang berkumpul dengan bermacam-macam penyakit yang diderita/dialami
-   Mereka menunggu air kolam bergoncang, dan siapa yang masuk ke dalam kolam pertama kali,dia akan sembuh apapun penyakitnya.
-   Konsep yang tertanam dalam pikiran setiap orang sakit disitu adalah, mereka hanya akan sembuh karena mereka masuk ke dalam kolam yang brgoncang airnya.
-   Demikian juga dalam pemikiran orang yang sakit ini. Dia memikirkan mujizat Tuhan dalam pikirannya, hanya melalui goncangan kolam saja. 
-   Perkataan Tuhan Yesus “maukah engkau sembuh?”bertentangan dengan kebiasaan dan pikirannya. Pasti dia berfikir,memangnya dia bisa menyembuhkan aku???
-   Namun akhirnya kesembuhan yang dia harapkan selama 38 tahun terjadi, bukan menurut kebiasaan yang terjadi, namun menurut apa yang Tuhan katakan.
-   Seringkali kita sama seperti orang-orang yang sakit ini, membatasi mujizat Tuhan bekerja hanya melalui hal yang kita tahu.pola pikir yang sempit
-   Tuhan bisa memakai cara apapun, dan melalui siapapun untuk melakukan mujizatnya bagi kita.
2.      Kelemahan kita menyadarkan bahwa kita memerlukan mujizat Tuhan (5-7)
-   Orang sakit ini terbaring selama 38 tahun di atas tilamnya sambil menunggu air kolam bergoncang.
-   Ketika dia berusaha masuk ke kolam, orang lain sudah mendahuluinya
-   Kalau kita perhatikan ayat 7, dikolam itu tidak ada antri-antrian, SIAPA CEPAT DIA DAPAT (tidak seperti ke dokter sekarang). Disini terlihat keegoisan manusia yang tidak memperdulikan orang lain. MEMANG PADA WAKTU KITA SUSAH, MENDERITA, BERGUMUL, Sering kali muncul sikap seperti ini. KITA JA SUSAH, NGAPAIN MEMIKIRKAN ORANG LAIN. Tapi inilah doa itu yang semakin membuat kita menderita.
-   Keadaannya selama 38 th telah membuat dia menjadi putus asa. Ia menderita secara fisik dan sosial.
-   Ayat 7: dari pernyataannya seolah-olah ingin mengatakan bahwa dia meminta Tuhan Yesus menolongnya masuk ke kolam.
-   Tidak ada apapun yang bisa ia perbuat. Yang dia perlukan hanya kesembuhan dari sakit yang dia alami selama 38 tahun lamanya.
-   Terkadang kita seperti keadaan orang lumpuh ini. Setiap kelemahan kita, persoalan kita, keterbatasan kita, seringkali menyadarkan kita bahwa mujizat Tuhan sajalah yang kita perlukan untuk menolong kita lepas dari semua itu. Karena dengan kekuatan kita, kita tidak dapat berbuat apa-apa.  HANYA TUHAN SAJALAH TEMPAT KITA BERHARAP
-   Yer 17:5 “...Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia yang mengandalkan kekuatannya sendiri.."
-   Yer 17:7   "..diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan.."
-      
3.      Respon atas berkat Tuhan
-          Setelah sembuh, maka orang lumpuh itu langsung pergi dari hadapan Tuhan Yesus. Alkitab mencatat bahwa tidak ada ucapan syukur atau terimakasih atas yang Tuhan Yesus telah perbuat. Mungkin terlalu senangnya dia sembuh, maka lupa berterimakasih(berbeda dengan 10 orang kusta yang kembali dan bersyukur 1 orang)
-          Bahkan ketika ia dituduh melanggar hari sabat, ia membela diri ( ayat 10) dan bahkan menuduh Tuhan Yesus sebagai sumber pelanggaran (ayat 11).
-          Orang ini tidak hanya lupa berterimakasih, namun menjadikan Tuhan Yesus kambing hitam( pepetah: ditulung mentung)
-          Ia tidak peduli dengan Tuhan Yesus (ayat 13). Tetapi Tuhan Yesus tetap mencarinya karena Ia mengasihinya.  Tuhan Yesus mengingatkan supaya ia jangan berbuat dosa lagi. Yang sebenarnya adalah undangan supaya orang itu percaya kepada Tuhan Yesus. Karena jika ia tidak percaya, maka hukuman itu akan lebih dahsyat dari pada sakit 38 th.
-          Respon kita akan berkat Tuhan:
·         Seharusnya kita Bersyukur dengan semua berkat Tuhan. Jangan jadikan berkat Tuhan justru menjauhkan kita dari Tuhan.
-          Semakin membuat kita percaya kepada Tuhan Yesus. Iman tidak hanya mendatangkan mujizat, namun  mendatangkan anugerah Allah yaitu keselamatan di dalam Tuhan Yesus.
-          Dalam melakukan mujizat-Nya terkadang Tuhan Yesus mengajukan syarat:
·         Mat 9:28-29 Menuntut iman: percayakah kamu???
·         Luk 18: 41-42: apa yang kau kehendaki” –keinginan /kehendak si sakit yang juga didasarkan pada iman
·         Tidak menuntut syarat: saat membangkitkan Laazarus , pemuda di Nain. Karena mereka sudah mati.
-          Kita belajar dari sekian banyak orang yang disembuhkan Tuhan Yesus, Ia selalu berkata”jadilah sesuai dengan imanmu.”
-          Masih adakah iman itu??
-          Iman itu akan membawa kita menggapai dan mengalami mujizat Tuhan.

APLIKASI
1.      Belajarlah memahami bahwa Tuhan memiliki jalan-Nya sendiri untuk menyatakan mujizatNya bagi kita
2.      Belajarlah untuk mengandalkan Tuhan dan berharap lah ditengah kelemahan kita
3.      Belajar untuk bersyukur dengan semua yang Tuhan berikan dan semakin percaya kepadaNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar