Kamis, 28 Mei 2020

Yohanes pembaptis, utusan Allah Yoh 1:6-8,19-28


Yohanes pembaptis, utusan Allah
Yoh 1:6-8,19-28

LB:
-          Zaman peralihan antara PL dan PB, selama lebih kurang 400 tahun, adalah masa kegelapan. Tidak ada pelihat, tidak ada firman Tuhan diberitakan, tidak ada nabi, tidak ada nubuat. Masing-masing manusia bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan hatinya.
-          ketika muncul sosok yang penuh charisma, menyerukan pertobatan,  maka suara dan kharismanya menggetarkan Israel. Suaranya bagai oase dipadang gurun yang menyegarkan dahaga manusia akan firman Tuhan
-          dalam sekejap, nama nya melambung tenar, banyak orang berbondong-bondong datang padanya. Banyak orang menyanjungnya, dan  banyak yang menduganya sebagai Mesias, Elia atau salah seorang nabi yang dinantikan.
-          dalam keadaannya saat itu, bagaimana respon Yohanes Pembaptis? Kita akan belajar dari kehidupannya sebagai utusan Allah yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Mesias yang sesungguhnya.


1.       Yohanes menyadari bahwa dirinya hanya alat ditangan Allah.
-          Siapa orang yang tidak ingin disanjung, tenar dan terkenal? Yohanes punya kesempatan itu.
-          Namun Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Yohanes menggunakan itu untuk kepentingannya sendiri.
-          Dia sadar bahwa hidup, pelayanan dan kerjanya adalah untuk menyiapkan jalan bagi Sang Mesias yang sesungguhnya.
-          Yohanes menyadari bahwa dirinya hanyalah alat dan tidak ada motivasi dalam dirinya untuk mencuri kemuliaan dari Mesias.
Bagaimana dengan kita??
-          Apa yang menjadi motivasi kita dalam melayani Tuhan? Disanjung, dipuji orang, dibanggakan orang??
-          Mari kita memiliki motivasi yang murni dalam melayani, sehingga kita tidak mencuri kemuliaan Tuhan.

2.       Bukti kerendahan hati Yohanes Pembaptis
-          Dalam kesempatannya untuk menjadi tenar, terkenal dan disanjung banyak orang, Yohanes mengatakan bahwa “aku membaptis (hanya) dengan air, tetapi ditengah-tengah kamu berdiri Dia yang kamu tidak kenal… membuka tali kasutNyapun aku tidak layak”
-          Membuka tali kasut adalah pekerjaan budak yang hina. tetapi Untuk menjadi budak Mesias pun dia merasa bahwa dia tidak layak.
-          Yohanes pembaptis tidak menyombongkan peranannya sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi Mesias.
Bagaimana dengan kita???
-          Apayang sudah kita buat untuk Tuhan?
-          Apakah yang telah kita buat untuk Tuhan membuat kita merasa sombong atau tinggi hati?




-          Tetaplah hidup dalam kerendahan hati, karna kita hanya alat yang diberikan karunia kepercayaan melakukan pekerjaan Tuhan. Yang pada kenyataannya bahwa kita tidak layak.
3.       Yohanes Pembaptis menyaksikan bahwa Yesus adalah Terang yang sesungguhnya.
-          Tugas Yohanes adalah mempersiapkan jalan dan bersaksi tetantang Sang Terang yang sesungguhnya.
-          Yohanes menyaksikan bahwa dirinya bukan terang itu, tetapi Yesus lah Terang yang berarti kebenaran yang sesungguhnya.
-          Yohanes sadar bahwa dirinya harus bertambahk kecil, dan Kristus semakin besar
Bagaimana dengan kita??
-          Hanya sedikit orang yang bersedia “bertambah kecil” agar Tuhan dimuliakan.
-          Banyak orang berusaha melambungkan namanya tak terkecuali dalam pelayanan.
-          Bersaksilah tentang Kristus yang adalah Terang yang sesungguhnya.