Senin, 23 November 2015

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

“KORELASI ANTARA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DENGAN PERTUMBUHAN ROHANI ANAK USIA 4-8 TAHUN”





Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN





Oleh:
MONALISA





SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA KATULISTIWA (STTK)
Sintang
 2014
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………
Latar Belakang Masalah …………………………………
Rumusan Masalah……………………………………
Tujuan Penulisan……………………………………
Batasan Penulisan …………………………………
BAB II DASAR TEORITIS………………………
a.       Psikologi Perkembangan
-          Definisi Psikologi Perkembangan……………
-          Ciri-Ciri perkembangan anak usia 4-8 tahun…………
-          Permasalahan anak usia 4-8 tahun..…
b.      Pertumbuhan Rohani
-          Definisi Kerohanian………………
BAB III PEMBAHASAN………….…
a.       Korelasi antara Usia Dengan Perkembangan kerohanian…
b.      Pendorong Pertumbuhan Kerohanian anak Usia 4-8 Tahun
IV. KESIMPULAN…………
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
            Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan batasan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini.

Latar Belakang Masalah
            Setiap manusia pasti mengalami yang namanya perkembangan yang dimulai dari individu lahir ke dunia sampai mati. Perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap mahluk, yang merujuk pada pertumbuhan kearah yang lebih maju dan bersifat psikis.Pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun demikian setiap anak memiliki ciri khas tersendiri. Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang tetrlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perubahan dan perkembangan dalam segi lain seperti, berperasaan,dan bertingkah laku dan khususnya kerohanian. Pertumbuhan kerohanian akan beriringan dengan perkembangan secara fisik. Oleh karena itu orang tua ataupun orang-orang yang memiliki pengaruh dalam perkembangan rohani anak, harus mengetahui bagaimana korelasi antara perkembangan dan pertumbuhan rohani anak serta permasalahan apa yang dihadapai anak.  


Rumusan Masalah
Dalam pembahasan ini penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah atau karya tulis ini dalam bentuk pertanyaan , sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembangan anak usia 4-8 tahun?
2.      Bagaimana keadaan rohani anak usia 4-8 tahun?
3.      Bagaimana hubungan antara perkembangan dan pertumbuhan rohani anak usia 4-8 tahun?

Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari karya tulis yang penulis uraikan adalah sebagai berikut:
1.      Supaya pembaca mengetahui dan mengerti perkembangan anak usia 4-8 tahun.
2.      Supaya pembaca mengetahui pertumbuhan rohani anak usia 4-8 tahun
3.      Supaya pembaca mengerti hubungan antara perkembangan dengan pertumbuhan rohani sehingga dapat menolong dan mengarahkan anak untuk bertumbuh secara rohani.

Batasan Penulisan
Mengingat betapa luasnya pembahasan mengenai perkembangan yang terjadi dalam kehidupan manusia dan pertumbuhan rohani yag terjadi dalam setiap proses perkembangan, maka penulis perlu membatasi penulisan ini dengan hanya membahas mengenai perkembangan anak usia 4-8 tahun dan peetumbuhna rohani yang menyertainya.  Hal ini untuk memfokuskan pembahasan supaya tujuan penulisan ini dapat mencapai sasaran dengan tepat.



BAB II
DASAR TEORITIS
            Dalam bab ini penulis akan menguraikan pembahasanan mengenai spikologi perkembangan yang meliputi definisi, ciri-ciri perkembanga  anak usia 4-8 tahun, serta permasalahan yang dihadapi anak usia tersebut, dan menguraikan pembahasan mengenai pertumbuhan rohani yang meliputi definisi dan kondisi kerohanian anak usia 4-8 tahun.
a.       Psikologi Perkembangan
-          Definisi Psikologi Perkembangan
Menurut Yusuf Syamsu (2001:15). Perkembangan adalah perubahan –perubahan yang dialami oleh individu atau organisme,menuju tingkat kedewasaannya,atau kematangannya (maturation) yang berlansung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).(Ahmad Susanto,Perkembangan Anak Usia Dini,19). Menurut Oemar Hamalik(2004;84), Perkembangan merujuk kepada perubahan yang progresif dalam organisme,bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi.[1] Istilah “perkembangan” bukan hanya bertambahnya atau berubahnya seseorang dari kehidupan yang satu kepada kehidupan yang lain dan bukan hanya perubahan pada bentuk fisik yaitu bertambah beberapa centimeter atau membesar dan meninggi. Melainkan adanya suatu proses yang progresif dengan suatu proses yang integrasi dari beberapa aspek dalam rentang kehidupannya.
Maka dapat dikatakan bahwa “perkembangan” merupakan suatu proses yang mengarah kedepan  dan tidak akan kembali lagi atau tidak begitu saja dapat diulang kembali. Ada perbedaan pengertian antara perkembangan dan pertumbuhan, meskipun keduanya memiliki kesamaan  yakni keduanya mengalami perubahan secara kualitatif maupun kuantitatif. Tetapi ada beberapa psikolog yang membedakan diantara keduanya yaitu: Pertumbuhan,: dikhususkan pada perubahan yang berbentuk fisik atau ukuran tubuh sedangkan perkembangan: lebih difokuskan pada perubahan yang bersifat psikologis. Perkembangan dikatakan sebagai suatu proses yang tetap dan kekal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan suatu proses  yang terus menerus dan tak berhenti dari pra lahir dan pasca lahir hingga ia meninggal dunia (berhenti dalam perkembangannya). Perkembangan merupakan suatu proses yang progresif yang terus maju dan tidak mundur dan berkesinambungan, serta dalam perkembangannya individu tidak statis, melainkan terjadinya suatu perubahan yang sistematis.  Dari penjelasan diatas,  penulis mengambil kesimpulan bahwa, perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap mahluk, yang merujuk pada pertumbuhan kearah yang lebih maju dan bersifat psikis. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinu (berkesinambungan) dalam diri manusia sepanjang kehidupan.


-          Ciri-Ciri perkembangan anak usia 4-8 tahun
Dalam perkembangan yang dialami manusia, masing-masing memiliki cirri-ciri yang khas dalam tiap tahap perkembangan. Ciri perkembangan penting pada usia 4-5 tahun dari segi kemampuan motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik ini diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak. Sedangkan usia awal sekolah sekitar 6-8 tahun, dimana anak duduk di kelas 1,2 dan 3 SD menunjukan beberapa ciri perkembangan penting. Pada kelas-kelas awal SD aspek perkembangan yang menonjol berkenaan dengan harapan-harapan sosial anak memasuki sekolah. Perkembangan intelektual anak pada usia ini beralih dari intelegensi sensori motor ke intelegensi konseptual.Perkembangan fisik dan kemampuan motorik pada anak di kelas-kelas awal memerlukan perhatian khusus. Sebab pada usia prasekolah, hampir seluruh aktivitas anak di dalam rumah, di lingkungan sekitar maupun di TK dihabiskan melalui aktivitas bermain. Adapun cirri yang lain dalam usia sekolah ialah, belajar bergaul dan bekerja sama dalam kelompok sebaya, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan konsep-konsep penting dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan hati nurani, moralitas, dan system nilai sebagai pedoman perilaku dan belajar menjadi pribadi yang mandiri dengan melakukan beberapa hal sendiri.



-          Problematika anak usia 4-8 tahun
Problematika yang dihadapi oleh anak usia 4-8 tahun diantaranya: anak usia ini masih suka bermain dan belajar mengenali lingkungannya. Mereka masih akan susah untuk di ajak belajar karena kecenderungannya yang masih suka bereksplorasi. Anak pada usia ini juga suka dengan hal-hal baru yang menarik perhatian dan minatnya. Semua yang dilihat dan didengarnya akan disimpan dalam memorinya dan itu akan sangat mudah mempengaruhi dia. Maka jika anak pada usia ini tidak mendapat contoh dan pengajaran yang benar akan berdampak negatih bagi perkembangannya.
c.       Pertumbuhan Rohani
-          Definisi Kerohanian
Secara etimologi rohani berarti sesuatu yang berhubungan dengan roh atau jiwa dan bukan sesuatu yang bersifat fisik atau dapat dipegang.Untuk orang Kristen, kerohanian berarti memiliki hubungan yang intim dan personal dengan Tuhan yang ada diluar ciptaan dan menyatakan diriNya dalam bentuk manusia yaitu Yesus Kristus, persis seperti cahaya matahari yang memantul melalui cermin.Orang-orang sekular yang tidak beragama mendefinisikan kerohanian dalam makna yang humanis. Mereka menekankan moralitas dan kualitas seperti cinta, belas kasihan, toleransi, memaafkan, tanggung jawab, dan peduli terhadap sesama, dan aspek-aspek dalam kehidupan dan pengalaman manusia yang jauh dari pandangan materialistik dunia tanpa harus percaya sesuatu yang berhubungan dengan roh atau Tuhan.[2] Rohani sendiri berkaitan dengan roh, sedangkan kerohanian merupakan sifat-sifat rohani dan perihal rohani.[3] Sedangkan Alkitab Sabda mengungkapkan bahwa dunia sekular menyatakan kata ini berarti: berkaitan dengan roh, bukannya dengan materi. Tetapi penggunaan Kristen dari kata ini adalah khusus. Artinya terdapat dalam definisi ketiga dalam Kamus Standard Dictionary, "Berkaitan dengan jiwa yang bertindak berdasarkan Roh Kudus", sehingga seseorang adalah rohani kalau dia didiami, dipenuhi dan dikuasai oleh Roh Kudus.[4]


  
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas hubungan antara perkembangan dengan pertumbuhan rohani serta hal-hal yang mendorong pertumbuhan kerohanian pada anak usia 4-8 tahun.
b.      Korelasi Antara Usia Dengan Perkembangan kerohanian
Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan manusia normal adalah sejajar antara pertumbuhan usia dan juga perkembangan kerohanian. Seiring dengan bertambahnya usia, maka pertumbuhan rohani seharusnya juga mengalami perkembangan. Saat usia dini, seorang anak akan menangkap apa yang dia lihat, dan cenderung mencontoh apa yang dia lihat itu dan dilakukannya. Masa kanak-kanak antara usia 4-9 tahun adalah masa dimana anak-anak memerlukan teladan. Jika teladan yang didapat itu baik, maka dia akan melakukan yang baik pula, namun jika teladan yang didapat itu buruk, maka yang buruk pula akan dilakukannya. Perkemangan kerohanian anak pada usia ini tergantung kepada pendidikan, teladan, pengajaran yang dia dapatkan, baik dari orang tua, lingkungan, sekolah minggu, maupun lingkungan sekolahnya.
c.       Pendorong Pertumbuhan Kerohanian anak Usia 4-8 Tahun
Untuk mendorong agar anak mengalami pertumbuhan rohani yang baik, maka diperlukan peranan keluarga dan gereja. Pendidikan kerohanian anak merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan.  Dalam hal ini, gereja dan orangtua mempunyai tanggungjawab yang besar dalam pendidikan kerohanian anak.  Oleh sebab itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antara gereja dan orangtua demi tercapainya suatu tujuan di mana anak-anak tidak hanya menjadi anak-anak yang baik tetapi menjadi orang-orang Kristen yang dewasa. Mengapa pendidikan kerohanian penting bagi anak?  “Mengapa kita harus melayani anak-anak?” Untuk menjawab pertanyaan ini, hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa pendidikan kerohanian anak tidak lepas dari peranan gereja maupun orang tua di rumah.
-          Peranan keluarga dalam pertumbuhan kerohanian anak
Bagaimana pendidikan kerohanian atau pendidikan agama dalam keluarga, khususnya. agama Kristen? Seringkali orang tua melemparkan tanggung jawab pendidikan kerohanian kepada guru-guru agama di sekolah umum atau kepada guru-guru di sekolah minggu. Seharusnya waktu yang dipakai orang tua untuk memberikan pendidikan kerohanian/pendidikan agama Kristen di rumah, jauh lebih banyak daripada guru sekolah umum maupun guru di sekolah minggu. Anak berada di rumah selama 16-17 jam, sedangkan di sekolah umum dan sekolah minggu hanya satu setengah jam seminggu.[5] Orang tua harus memberikan pengajaran sesuai dengan firman Tuhan, selain memenuhi kebutuhannya. Selain itu orang tua harus menempatkan diri sebagai teladan dan contoh yang benar bagi anak-anaknya. Keluarga adalah tempat yang paling efektif yang ditetapkan Allah untuk mendidik anak dalam iman. Dalam keluarga Kristen, seorang anak dapat belajar beriman sebagai suatu kebudayaan. Ini yang dimaksudkan dalam Kitab Ulangan 6:4-7 dan Efesus 5:22-6:4.
Chafin, 1978 dalam Kristianto, 2006, hal.139-140 memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi yaitu sebagai berikut: 1) Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih, dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus Yesus. 2) Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. 3) Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. 4) Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik. 5) Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya.[6]
-          Peranan gereja dalam pertumbuhan kerohanian anak
Alkitab dengan jelas memberikan penjelasan-penjelasan sehubungan dengan pentingnya pendidikan kerohanian bagi anak-anak.  Beberapa ayat-ayat Alkitab yang memberikan gambaran tentang pentingnya pendidikan kerohanian anak seperti dalam Amsal 1:7-8; 6:23; 22: 6; 29:17; Efesus 6:4. Oleh sebab itu, salah satu peranan gereja dalam hal pendidikan kerohanian anak adalah melalui pengajaran di Sekolah Minggu.  Sekolah Minggu merupakan sarana yang bersifat penginjilan dan pendidikan untuk semua tingkat umur menurut tingkat kebutuhannya.  Perlu dicatat peranan gereja terhadap pendidikan kerohanian anak, tidak terbatas pada mengajar Sekolah Minggu saja. Dengan mengarah kepada tujuan umum gereja setempat Sekolah Minggu menyediakan pelayanan pendidikan untuk tingkat usia 0-19 tahun dengan cara mengajar, memenangkan jiwa, membina dan melatih mereka untuk menjadi pelayan-pelayan Kristus, penopang, bagi gereja di masa yang akan datang.[7] Alkitab menyatakan bahwa pendidikan terhadap anak itu penting oleh karena itu merupakan perintah Tuhan (Ul 6:4-9; 11:19-21; Ams 15:10; 29:17; 22:6), Yesus Telah Memberikan Teladan (Markus 5:2-43; 7:24-30; 9:17-27).[8]




BAB IV
KESIMPULAN
Setiap manusia yang pernah lahir kedalam dunia, pasti mengalami yang namanya perkembangan. Setiap tahap dari perkembangan itu tentu memiliki cirri dan karakteristik tersendiri yang berbeda antara tahap yang satu dengan tahap yang lain. Seiring dengan perkembangannya dan bertambahnya usia, maka pertumbuhan rohani juga semakin mengalami pertumbuhan. pertumbuhan rohani itu memerlukan bimbingan supaya dapat bertumbuh secara maksimal. Dalam usia 48 tahun seorang anak memasuki tahap prasekolah dan usia sekolah tingkat dasar. Keluarga dimana seorang ada dan lebih banyak menghabiskan waktunya dan gereja  memiliki tanggung jawab untuk membimbing mereka supaya mereka mengalami pertumbuhan rohani yang baik.





[2] http://emmawati.blogdetik.com/2013/02/17/apa-makna-kerohanian-by-aditya-suseno/
[3] http://artikata.com/arti-348090-rohani.html
[4] http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=198&res=1000jawaban
[5] Roswitha Ndraha, Mendisiplin Anak Dengan Cerita (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2009), 105.
[7] Howard G. Hendricks, Mengajar Untuk Mengubah Hidup (Jakarta: PT Gloria Usaha Mulia, 2009), 28.
[8] Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif & Menarik (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2006), 46.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar