Senin, 28 Maret 2016

“TUNTUTAN TUHAN KEPADA UMAT-NYA” MIKHA 6:1-8

“TUNTUTAN TUHAN KEPADA UMAT-NYA”
MIKHA 6:1-8

LB Teks:
-          Ayat ini berisi pengaduan Tuhan akan tingkah laku dan perbuatan umatNya. Sikap hidup mereka yang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan
-          Juga berisi tuntutan Tuhan kepada umatNya. Apa yang Tuhan inginkan dari umatNya
-          Serta berisi hukuman akan umat Tuhan yang tidak mau bertobat

1.       Ayat 1-2:
-          Seringkali yang kita dengar adalah: Allah itu panjang sabar. Tetapi apakah TUHAN itu Maha Sabar? Apakah kesabaran TUHAN tidak terbatas?
Hal ini seringkali menjadi senjata dan alasan manusia: ah, Tuhan kan panjang sabar. Dia kan Maha mengampuni. Hidup sesuka hati
2.       Ayat 3-5
-          Tuhan bertanya kepada umatNya:
-          Terkadang kita merasa direpotkan, disusahkan oleh Tuhan. Mengapa harus kegereja tiap minggu? Bisa ibadah dirumah, sambil nonton TV.  Mengapa harus ibadah KRT, PKB, PW? Sudah capek kerja disuruh ibadah.Mengapa harus kasih perpuluhan? Kerja hasil usahaku
-          Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Apa balasan mereka kepada Tuhan??
-          Supaya bangsa Israel ingat diri, tidak lupa diri? Mereka itu bukan siapa-siapa tanpa Tuhan.
3.       Ayat 6-7
-          Yang Tuhan inginkan bukan hal yang bersifat rutinitas saja, bukan apa yang dilakukan supaya dilihat manusia.
-          Tuhan tidak ingin pelayanan yang dilakukan hanya untuk gengsi, kesombongan, menunjukkan kehebatan, aku bisa, aku hebat.
-          Tuhan tidak mau segala sesuatu yang dilakukan dengan motivasi yang salah
-          Tuhan tidak bisa disuap
4.       Ayat 8
-          Tuhan Menginginkan kita berlaku adil. Apa itu adil?? Sudah adilkan kita, antara diri kita dan TUHAN?  1 hari kita menggunakan waktu untuk diri kita berapajam? Untuk Tuhan berapa jam? 1 minggu, untuk kesibukan kita berapa jam? Untuk Tuhan? Sampai 2 jam pun kita merasa rugi untuk Tuhan.
-          Mencintai kesetiaan. Setia:
a.       Setia beribadah. Ibadah bukan rutinitas semata. Tapi ibadah bentuk ketaatan kita pada Tuhan. Bentuk bahwa kita memerlukan Tuhan. Dengan jadwal ibadah kita, kita sudah merasa: IBADAH TERUS>>>>. Padahal jika dibandingkan dengan gereja lain, kita lebih sedikit kegiatan ibadah. PW PKB 2 minggu sekali, seharusnya seminggu sekali. Itu saja banyak gak datang. Banyak ibadah, banayak persembahan, lagi susah gini..
b.      Setia berdoa. Doa adalah nadi dalam kehidupan rohani. Tanpa doa, maka tidak ada kehidupan rohani kita. Pelayanan yang berhasil didukung oleh doa. Jika gereja kurang berdoa, maka pelayanan tidak maksimal. Keberhasilan pelayanan ditopang oleh doa. Kerena itu, kita akan mulai dengan kegiatan baru yaitu DOA SUBUH. Dan nanti juga akan diadakan doa puasa.
c.       Setia membaca firman Tuhan
Jadikan membaca Alkitab, minimal 1 ayat lah 1 hari. Makanan rohani kita. Renungan harian. Kalau anak-anak mau bertumbuh dengan baik, tidak sakit-sakitan, dia harus makan dan tercukupi kebutuhan badannya. Jika tidak maka dia akan terhambat pertumbuhannya. Perlu susu. KAYAK SAYA. Orang minum susu, saya minum air tajin, makan nasi sya makan nasi tiwul.  Kalau rohani tidak diberi makan, dia akan kerdil bahkan mati. Jadi kalau firman Tuhan ingatkan, sudah kayak tidak mempan lagi.
d.      Setia memberikan perpuluhan
Perpuluhan itu bukan pengeluaran, tapi sudah seharusnya, 10 % dari penghasilan itu, milik TUHAN. Perpuluhan tidak menunggu penghasilan besar. Tidak menunggu harga karet naik. Harga sekarang saja susah kasih perpuluhan, apalagi harga naik. Makin susah nanti. Semua sudah mendapat nomor perpuluhan. Mari, kalau mau diberkati, berilah perpuluhan. Belajar jujur dengan Tuhan. SEPERSEPULUH...
e.      Setia melayani Tuhan
Melayani adalah panggilan. Panggilan itu harus disertai kerelaan. Melayani tanpa panggilan dan kerelaan, maka pelayanan itu akan menjadi keterpaksaan, dan tidak akan menjadi berkat untuk diri sendiri maupun orang lain. Ada seorang mantan majelis (bukan digereja kita) setelah habis periode, datang ke hamba Tuhan dan minta cuti melayani, sudah capek. 3 bulan berlalu, tanpa melayani. Tapi 3 bulan itumenjadi bulan terberat dalam hidupnya. Selalu kekurangan, sakit-sakitan, suaminya ditendang sapi, sampai harus dijahit.

-          Rendah hati. Bentuk kesombongan manusia, orang Kristen sekalipun ketika dia merasa tidak perlu TUHAN. Orang yang tidak mau ibadah, itulah orang sombong, merasa tidak perlu Tuhan. Merasa bisa menjalani hidup tanpa ibadah. Seharusnya kita harus 

1 komentar:

  1. Terima kasih Bapak Pendeta atas khotbahnya. Mudah mudahan semakin banyak orang yang mengerti akan kebutuhan rohaninya. Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus