“KORELASI ANTARA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DENGAN PERTUMBUHAN ROHANI ANAK USIA 4-8 TAHUN”
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
Oleh:
MONALISA
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA KATULISTIWA (STTK)
Sintang
2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………
Latar
Belakang Masalah …………………………………
Rumusan
Masalah……………………………………
Tujuan
Penulisan……………………………………
Batasan
Penulisan …………………………………
BAB II DASAR TEORITIS………………………
a. Psikologi
Perkembangan
-
Definisi Psikologi
Perkembangan……………
-
Ciri-Ciri perkembangan
anak usia 4-8 tahun…………
-
Permasalahan anak usia
4-8 tahun..…
b. Pertumbuhan
Rohani
-
Definisi
Kerohanian………………
BAB
III PEMBAHASAN………….…
a. Korelasi antara Usia Dengan Perkembangan
kerohanian…
b. Pendorong Pertumbuhan Kerohanian anak Usia 4-8 Tahun
IV. KESIMPULAN…………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan
menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
batasan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini.
Latar
Belakang Masalah
Setiap manusia pasti mengalami yang
namanya perkembangan yang dimulai dari individu lahir ke dunia sampai mati.
Perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap mahluk, yang merujuk pada
pertumbuhan kearah yang lebih maju dan bersifat psikis.Pertumbuhan dan
perkembangan setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun
demikian setiap anak memiliki ciri khas tersendiri. Pertumbuhan yang terjadi
pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang tetrlihat seperti perubahan fisik,
tetapi juga perubahan dan perkembangan dalam segi lain seperti, berperasaan,dan
bertingkah laku dan khususnya kerohanian. Pertumbuhan kerohanian akan
beriringan dengan perkembangan secara fisik. Oleh karena itu orang tua ataupun
orang-orang yang memiliki pengaruh dalam perkembangan rohani anak, harus
mengetahui bagaimana korelasi antara perkembangan dan pertumbuhan rohani anak
serta permasalahan apa yang dihadapai anak.
Rumusan
Masalah
Dalam
pembahasan ini penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah atau karya tulis ini dalam bentuk pertanyaan , sebagai berikut:
1. Bagaimana
perkembangan anak usia 4-8 tahun?
2. Bagaimana
keadaan rohani anak usia 4-8 tahun?
3. Bagaimana
hubungan antara perkembangan dan pertumbuhan rohani anak usia 4-8 tahun?
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka yang menjadi tujuan dari karya tulis yang penulis uraikan adalah sebagai
berikut:
1. Supaya
pembaca mengetahui dan mengerti perkembangan anak usia 4-8 tahun.
2. Supaya
pembaca mengetahui pertumbuhan rohani anak usia 4-8 tahun
3. Supaya
pembaca mengerti hubungan antara perkembangan dengan pertumbuhan rohani
sehingga dapat menolong dan mengarahkan anak untuk bertumbuh secara rohani.
Batasan
Penulisan
Mengingat
betapa luasnya pembahasan mengenai perkembangan yang terjadi dalam kehidupan
manusia dan pertumbuhan rohani yag terjadi dalam setiap proses perkembangan,
maka penulis perlu membatasi penulisan ini dengan hanya membahas mengenai perkembangan
anak usia 4-8 tahun dan peetumbuhna rohani yang menyertainya. Hal ini untuk memfokuskan pembahasan supaya
tujuan penulisan ini dapat mencapai sasaran dengan tepat.
BAB II
DASAR TEORITIS
Dalam bab ini penulis akan menguraikan
pembahasanan mengenai spikologi perkembangan yang meliputi definisi, ciri-ciri
perkembanga anak usia 4-8 tahun, serta
permasalahan yang dihadapi anak usia tersebut, dan menguraikan pembahasan
mengenai pertumbuhan rohani yang meliputi definisi dan kondisi kerohanian anak
usia 4-8 tahun.
a. Psikologi
Perkembangan
-
Definisi Psikologi
Perkembangan
Menurut
Yusuf Syamsu (2001:15). Perkembangan adalah perubahan –perubahan yang dialami
oleh individu atau organisme,menuju tingkat kedewasaannya,atau kematangannya
(maturation) yang berlansung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah).(Ahmad Susanto,Perkembangan Anak Usia Dini,19). Menurut Oemar
Hamalik(2004;84), Perkembangan merujuk kepada perubahan yang progresif dalam
organisme,bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah) melainkan juga
dalam segi fungsi.[1]
Istilah “perkembangan” bukan hanya bertambahnya atau berubahnya seseorang dari
kehidupan yang satu kepada kehidupan yang lain dan bukan hanya perubahan pada
bentuk fisik yaitu bertambah beberapa centimeter atau membesar dan meninggi.
Melainkan adanya suatu proses yang progresif dengan suatu proses yang integrasi
dari beberapa aspek dalam rentang kehidupannya.
Maka
dapat dikatakan bahwa “perkembangan” merupakan suatu proses yang mengarah
kedepan dan tidak akan kembali lagi atau
tidak begitu saja dapat diulang kembali. Ada perbedaan pengertian antara
perkembangan dan pertumbuhan, meskipun keduanya memiliki kesamaan yakni keduanya mengalami perubahan secara
kualitatif maupun kuantitatif. Tetapi ada beberapa psikolog yang membedakan
diantara keduanya yaitu: Pertumbuhan,: dikhususkan pada perubahan yang
berbentuk fisik atau ukuran tubuh sedangkan perkembangan: lebih difokuskan pada
perubahan yang bersifat psikologis. Perkembangan dikatakan sebagai suatu proses
yang tetap dan kekal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan
suatu proses yang terus menerus dan tak
berhenti dari pra lahir dan pasca lahir hingga ia meninggal dunia (berhenti
dalam perkembangannya). Perkembangan merupakan suatu proses yang progresif yang
terus maju dan tidak mundur dan berkesinambungan, serta dalam perkembangannya
individu tidak statis, melainkan terjadinya suatu perubahan yang sistematis. Dari
penjelasan diatas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa, perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap mahluk,
yang merujuk pada pertumbuhan kearah yang lebih maju dan bersifat psikis. Perkembangan
dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinu (berkesinambungan)
dalam diri manusia sepanjang kehidupan.
-
Ciri-Ciri perkembangan
anak usia 4-8 tahun
Dalam
perkembangan yang dialami manusia, masing-masing memiliki cirri-ciri yang khas
dalam tiap tahap perkembangan. Ciri perkembangan penting pada usia 4-5 tahun
dari segi kemampuan motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai
fungsi motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik
ini diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak. Sedangkan
usia awal sekolah sekitar 6-8 tahun, dimana anak duduk di kelas 1,2 dan 3 SD
menunjukan beberapa ciri perkembangan penting. Pada kelas-kelas awal SD aspek
perkembangan yang menonjol berkenaan dengan harapan-harapan sosial anak
memasuki sekolah. Perkembangan intelektual anak pada usia ini beralih dari
intelegensi sensori motor ke intelegensi konseptual.Perkembangan fisik dan
kemampuan motorik pada anak di kelas-kelas awal memerlukan perhatian khusus.
Sebab pada usia prasekolah, hampir seluruh aktivitas anak di dalam rumah, di
lingkungan sekitar maupun di TK dihabiskan melalui aktivitas bermain. Adapun
cirri yang lain dalam usia sekolah ialah, belajar bergaul dan bekerja sama
dalam kelompok sebaya, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung,
mengembangkan konsep-konsep penting dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan
hati nurani, moralitas, dan system nilai sebagai pedoman perilaku dan belajar
menjadi pribadi yang mandiri dengan melakukan beberapa hal sendiri.
-
Problematika anak usia
4-8 tahun
Problematika
yang dihadapi oleh anak usia 4-8 tahun diantaranya: anak usia ini masih suka
bermain dan belajar mengenali lingkungannya. Mereka masih akan susah untuk di
ajak belajar karena kecenderungannya yang masih suka bereksplorasi. Anak pada
usia ini juga suka dengan hal-hal baru yang menarik perhatian dan minatnya.
Semua yang dilihat dan didengarnya akan disimpan dalam memorinya dan itu akan
sangat mudah mempengaruhi dia. Maka jika anak pada usia ini tidak mendapat
contoh dan pengajaran yang benar akan berdampak negatih bagi perkembangannya.
c. Pertumbuhan
Rohani
-
Definisi Kerohanian
Secara
etimologi rohani berarti sesuatu yang berhubungan dengan roh atau jiwa dan
bukan sesuatu yang bersifat fisik atau dapat dipegang.Untuk orang Kristen, kerohanian
berarti memiliki hubungan yang intim dan personal dengan Tuhan yang ada diluar
ciptaan dan menyatakan diriNya dalam bentuk manusia yaitu Yesus Kristus, persis
seperti cahaya matahari yang memantul melalui cermin.Orang-orang sekular yang
tidak beragama mendefinisikan kerohanian dalam makna yang humanis. Mereka
menekankan moralitas dan kualitas seperti cinta, belas kasihan, toleransi,
memaafkan, tanggung jawab, dan peduli terhadap sesama, dan aspek-aspek dalam
kehidupan dan pengalaman manusia yang jauh dari pandangan materialistik dunia
tanpa harus percaya sesuatu yang berhubungan dengan roh atau Tuhan.[2]
Rohani sendiri berkaitan dengan roh, sedangkan kerohanian merupakan sifat-sifat
rohani dan perihal rohani.[3]
Sedangkan Alkitab Sabda mengungkapkan bahwa dunia sekular menyatakan kata ini
berarti: berkaitan dengan roh, bukannya dengan materi. Tetapi penggunaan
Kristen dari kata ini adalah khusus. Artinya terdapat dalam definisi ketiga
dalam Kamus Standard Dictionary, "Berkaitan dengan jiwa yang bertindak berdasarkan
Roh Kudus", sehingga seseorang adalah rohani kalau dia didiami, dipenuhi
dan dikuasai oleh Roh Kudus.[4]
BAB
III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas hubungan antara
perkembangan dengan pertumbuhan rohani serta hal-hal yang mendorong pertumbuhan
kerohanian pada anak usia 4-8 tahun.
b. Korelasi Antara Usia Dengan Perkembangan kerohanian
Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan manusia
normal adalah sejajar antara pertumbuhan usia dan juga perkembangan kerohanian.
Seiring dengan bertambahnya usia, maka pertumbuhan rohani seharusnya juga
mengalami perkembangan. Saat usia dini, seorang anak akan menangkap apa yang
dia lihat, dan cenderung mencontoh apa yang dia lihat itu dan dilakukannya.
Masa kanak-kanak antara usia 4-9 tahun adalah masa dimana anak-anak memerlukan
teladan. Jika teladan yang didapat itu baik, maka dia akan melakukan yang baik
pula, namun jika teladan yang didapat itu buruk, maka yang buruk pula akan
dilakukannya. Perkemangan kerohanian anak pada usia ini tergantung kepada
pendidikan, teladan, pengajaran yang dia dapatkan, baik dari orang tua,
lingkungan, sekolah minggu, maupun lingkungan sekolahnya.
c. Pendorong Pertumbuhan Kerohanian anak Usia 4-8 Tahun
Untuk
mendorong agar anak mengalami pertumbuhan rohani yang baik, maka diperlukan
peranan keluarga dan gereja. Pendidikan kerohanian anak merupakan suatu hal
yang tidak boleh diabaikan. Dalam hal
ini, gereja dan orangtua mempunyai tanggungjawab yang besar dalam pendidikan
kerohanian anak. Oleh sebab itu
diperlukan adanya kerjasama yang baik antara gereja dan orangtua demi
tercapainya suatu tujuan di mana anak-anak tidak hanya menjadi anak-anak yang
baik tetapi menjadi orang-orang Kristen yang dewasa. Mengapa pendidikan
kerohanian penting bagi anak? “Mengapa
kita harus melayani anak-anak?” Untuk menjawab pertanyaan ini, hal penting yang
perlu diperhatikan adalah bahwa pendidikan kerohanian anak tidak lepas dari
peranan gereja maupun orang tua di rumah.
-
Peranan keluarga dalam
pertumbuhan kerohanian anak
Bagaimana
pendidikan kerohanian atau pendidikan agama dalam keluarga, khususnya. agama
Kristen? Seringkali orang tua melemparkan tanggung jawab pendidikan kerohanian
kepada guru-guru agama di sekolah umum atau kepada guru-guru di sekolah minggu.
Seharusnya waktu yang dipakai orang tua untuk memberikan pendidikan
kerohanian/pendidikan agama Kristen di rumah, jauh lebih banyak daripada guru
sekolah umum maupun guru di sekolah minggu. Anak berada di rumah selama 16-17
jam, sedangkan di sekolah umum dan sekolah minggu hanya satu setengah jam
seminggu.[5]
Orang tua harus memberikan pengajaran sesuai dengan firman Tuhan, selain
memenuhi kebutuhannya. Selain itu orang tua harus menempatkan diri sebagai
teladan dan contoh yang benar bagi anak-anaknya. Keluarga adalah tempat yang
paling efektif yang ditetapkan Allah untuk mendidik anak dalam iman. Dalam
keluarga Kristen, seorang anak dapat belajar beriman sebagai suatu kebudayaan.
Ini yang dimaksudkan dalam Kitab Ulangan 6:4-7
dan Efesus 5:22-6:4.
Chafin,
1978 dalam Kristianto, 2006, hal.139-140 memberi gambaran tentang maksud
keluarga dalam lima identifikasi yaitu sebagai berikut: 1) Keluarga merupakan
tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih,
dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi
untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian, komitmen,
kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah
Kristus Yesus. 2) Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam
keluarga setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. 3)
Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. 4)
Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai bagi setiap anggota
keluarga dan saling belajar hal yang baik. 5) Keluarga merupakan tempat
munculnya permasalahan dan penyelesaiannya.[6]
-
Peranan gereja dalam
pertumbuhan kerohanian anak
Alkitab
dengan jelas memberikan penjelasan-penjelasan sehubungan dengan pentingnya
pendidikan kerohanian bagi anak-anak.
Beberapa ayat-ayat Alkitab yang memberikan gambaran tentang pentingnya
pendidikan kerohanian anak seperti dalam Amsal 1:7-8; 6:23; 22: 6; 29:17; Efesus
6:4. Oleh sebab itu, salah satu peranan gereja dalam hal pendidikan kerohanian
anak adalah melalui pengajaran di Sekolah Minggu. Sekolah Minggu merupakan sarana yang bersifat
penginjilan dan pendidikan untuk semua tingkat umur menurut tingkat kebutuhannya. Perlu dicatat peranan gereja terhadap
pendidikan kerohanian anak, tidak terbatas pada mengajar Sekolah Minggu saja.
Dengan mengarah kepada tujuan umum gereja setempat Sekolah Minggu menyediakan
pelayanan pendidikan untuk tingkat usia 0-19 tahun dengan cara mengajar,
memenangkan jiwa, membina dan melatih mereka untuk menjadi pelayan-pelayan
Kristus, penopang, bagi gereja di masa yang akan datang.[7]
Alkitab menyatakan bahwa pendidikan terhadap anak itu penting oleh karena itu
merupakan perintah Tuhan (Ul 6:4-9;
11:19-21; Ams 15:10; 29:17; 22:6), Yesus Telah Memberikan Teladan (Markus
5:2-43; 7:24-30; 9:17-27).[8]
BAB IV
KESIMPULAN
Setiap
manusia yang pernah lahir kedalam dunia, pasti mengalami yang namanya
perkembangan. Setiap tahap dari perkembangan itu tentu memiliki cirri dan
karakteristik tersendiri yang berbeda antara tahap yang satu dengan tahap yang
lain. Seiring dengan perkembangannya dan bertambahnya usia, maka pertumbuhan
rohani juga semakin mengalami pertumbuhan. pertumbuhan rohani itu memerlukan
bimbingan supaya dapat bertumbuh secara maksimal. Dalam usia 48 tahun seorang
anak memasuki tahap prasekolah dan usia sekolah tingkat dasar. Keluarga dimana
seorang ada dan lebih banyak menghabiskan waktunya dan gereja memiliki tanggung jawab untuk membimbing
mereka supaya mereka mengalami pertumbuhan rohani yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar